Referensi
I.
Daftar pustaka
Website :
Buku:
-
Utami, Budi, dkk. 2009. Kimia
untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Hasil Diskusi
-
Pada saat pembuatan yoghurt
tersebut, susu masih cair dan ketika dimasukkan bibit kedalam karton susu,
karton tersebut terlihat menggembung.
-
Setelah sehari semalam didiamkan
didalam kardus, susu menjadi kental dan sudah tercium aroma yoghurt.
II.
Diskusi Hasil Percobaan
Yoghurt
merupakan salah satu sistem koloid yang dibuat berdasarkan sifat koagulasi
dimana susu yang merupakan bahan pembuatan yoghurt sendiri termasuk kedalam
emulsi cair (sistem koloid dari zat cair yang terdispersi
dalam zat cair lain). Untuk pembuatan yoghurt sendiri,
dapat digunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus yang akan membantu
fermentasi susu dan juga suhu dalam proses fermentasi sangat diperhatikan.
Selain itu susu yang digunakan haruslah susu yang telah dipasteurisasi
(steril).
III.
Kesimpulan
Yoghurt merupakan salah satu bentuk pengaplikasian
dari konsep koloid dalam bentuk minuman, yang dibuat berdasarkan sifat koagulasi.
Pembuatan yoghurt ini dapat diterapkan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Proses
I.
Alat dan Bahan
Alat :
-
Sendok
-
Gelas
-
Kardus
-
Selimut
-
Lampu bohlam 15 watt
-
Cutter
Bahan :
-
Susu UHT (yang telah
dipasteurisasi) 900
mL
-
Bibit yoghurt 100
mL
-
Sirup atau pemanis secukupnya
I.
Cara Kerja
1.
Sediakan seluruh alat dan bahan
yang diperlukan.
2.
Tuangkan 100 mL susu UHT dari
kartonnya ke dalam gelas.
3.
Masukkan bibit yoghurt sebanyak
100 mL ke dalam karton dari susu UHT tersebut.
4.
Setelah itu, tutup rapat susu UHT
tersebut, lalu kocok.
5.
Sediakan kardus yang salah satu
bagiannya telah dilubangi dengan cutter untuk memasukkan lampu bohlam.
6.
Hubungkan lampu dengan arus
listrik sehingga lampu bohlam tersebut dapat menyala.
7.
Taruh karton susu didalam kardus
yang telah ada lampunya, lalu tutup kardus tersebut.
8.
Diamkan selama kurang lebih sehari
semalam.
9.
Jika susu sudah mulai mengental
seperti yoghurt, diamkan di lemari pendingin untuk mencegah kebasian.
Koagulasi
Apabila muatan suatu koloid
dilucuti, maka kestabilan koloid tersebut akan berkurang dan dapat menyebabkan
koagulasi atau penggumpalan. Pelucutan muatan koloid dapat terjadi pada sel
elektroforesis atau jika elektrolit ditambahkan ke dalam sistem koloid.
Koagulasi koloid karena
penambahan elektrolit terjadi sebagai berikut. Koloid yang bermuatan negatif
akan menarik ion positif (kation), sedangkan koloid yang bermuatan positif akan
menarik ion negatif (anion). Ion-ion tersebut akan membentuk selubung lapisan
kedua. Apabila selubung lapisan kedua itu terlalu dekat, maka selubung itu akan
menetralkan muatan koloid sehingga terjadi koagulasi. Makin besar muatan ion
makin kuat daya tarikmenariknya dengan partikel koloid, sehingga makin cepat
terjadi koagulasi.
Beberapa contoh koagulasi
dalam kehidupan sehari-hari dan industri
sebagai berikut:
a.
Perebusan Telur
b. Pembuatan
Tahu
c. Pembuatan
Lateks
d. Penjernihan
Air Sungai
e. Pembentukan
Delta
f. Pengolahan
Asap Atau Debu
g.
Pembuatan Yoghurt
Prinsip pembuatan yoghurt adalah
fermentasi susu dengan menggunakan bakteri Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Kedua macam
bakteri tersebut akan menguraikan laktosa menjadi asam laktat (menyebabkan koagulasi protein
susu dan membantu mengawetkan yoghurt) dan berbagai komponen aroma dan
citarasa. Lactobacillus bulgaricus lebih berperan pada
pembentukan aroma, sedangkan Streptococcus thermophilus lebih
berperan pada pembentukan citarasa yoghurt. Yoghurt yang baik mempunyai total
asam laktat sekitar 0,85-0,95%. Sedangkan derajat keasaman (pH) yang sebaiknya
dicapai oleh yoghurt adalah sekitar 4,5.
Pembuatan yogurt relatif mudah
karena mengandalkan bakteri apa saja yang ada pada susu segar saat itu,
terutama bakteri asam laktat pembuat yogurt. Sebelum digunakan untuk
pembuatan yoghurt, susu segar harus disterilkan (dipasteurisasi) dahulu
dan kemudian dibibiti sejumlah bakteri yogurt. Dengan demikian
bakteri yang akan berkembang biak adalah bakteri yogurt. Apabila bakteri yogurt
ini cukup "merajalela" dalam susu, kehadiran sebagian besar bakteri
lain akan dihambat oleh kondisi asam yang diciptakannya.
Culture adalah sejumlah awal
bakteri serbuk atau yogurt yang ditambahkan ke dalam susu agar berkembang biak
dan mengubah susu menjadi yogurt. Sedangkan yogurt starter adalah sejumlah
bakteri yogurt yang telah diliofilisasi agar dapat awet disimpan tanpa
didinginkan. Untuk membuat yogurt, cukup dengan memasukkan bibit serbuk. ke
dalam susu Untuk memperoleh yoghurt dengan kualitas yang baik diperlukan susu
yang berkualitas baik pula. Susu yang berkualitas baik ini berasal dari hewan
yang sehat, mempunyai bau susu yang normal, dan tidak terkontaminasi. Selain
itu, kualitas yoghurt yang baik juga turut ditentukan oleh kadar lemak dalam
susu, jenis bakteri yang diguankan dalam fermentasi, cara pembuatan, dan cara
penyimpanan setelah fermentasi.
Elektroforesis
Partikel koloid bermuatan listrik
sehingga terpengaruh oleh medan listrik. Gerak partikel koloid dalam medan
listrik disebut elektroforesis. Jika sistem koloid dimasuki dua elektroda yang
dihubungkan dengan sumber arus searah, partikel koloid akan bergerak ke arah
salah satu elektrode berdasarkan muatannya.
Subscribe to:
Posts (Atom)